Ibnu Sina bernama lengkap Abu 'Ali al-Husayn ibn Abdullah ibn Hasan ibn Ali ibn Sina, lahir pada tahun 370 H/980 M di Afshana (Kharmisin), sebuah kota kecil dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya seorang sarjana dan menjadi gubernur di suatu daerah di pemukinan Daulah samaniyah pada masa pemerintahan amir Nuh ibn Mansur. Ibunya bernama Astarah, berkebangsaan Persia.
Sejarah mencatat bahwa Ibnu Sina mulai pendidikannya sejak usia lima tahun, dia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Pengetahuan yang mula-mula ia pelajari adalah ilmu-ilmu agama Islam. Berkat ketekunan dan kecerdasannya pada usia 10 tahun sudah hafal Al-Qur'an dan 'alim dalam berbagai ilmu keislaman yang berkembang saat itu, seperti tafsir, fiqih, kalam, filsafat, dan pengobatan. Ketika berusia 17 tahun, ia telah memahami seluruh teori kedokteran yang ada di masanya dan melebihi siapapun. karena kepintarannya itulah ia diangkat sebagi konsultan dokter-dokter praktisi. Peristiwa ini terjadi setelah ia berhasil mengobati pangeran Nuh ibn Manshur, dimana sebelumnya tidak seorangpun dapat menyembuhkanya. Ia juga pernah diangkat sebagai menteri oleh Sultan Syams al-Daulah yang berkuasa di hamdan, karena berhasil mengobati penyakitnya.
Ibnu Sina memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan mengemukakan bahwa "kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat pasien, menggunakan obat-obatan yang sesuai".
Ibnu Sina mempelajari ilmu kedokteran secara otodidak dan mendalam, hingga ia dikenal sebagai seorang dokter profesional dan termasyhur pada zamannya.